Cerita

Nasihat Manusia Rp 637 Triliun: Pintar Bukan Jaminan Sukses!

Pameungpeuk, gapegas.com – Bermodal secuil pengetahuan teknologi, Jack Ma berhasil membuat Alibaba menjadi raksasa e-commerce dunia. Hingga kini jadi orang terkaya di China dan Asia, dengan harta diestimasi USD 46,9 miliar atau di kisaran Rp 637,6 triliun.

Baginya, kecerdasan tidak menjamin kesuksesan. Satu kunci keberhasilan menurutnya adalah mengetahui bagaiamana memperlakukan orang dengan baik.

“Jika ingin sukses, maka kalian harus memiliki emotional quotient (EQ) yang sangat baik. Karena kalian akan memahami bagaimana bekerja sama dengan orang lain. Tak peduli seberapa cerdas kalian, jika tidak dapat bekerja sama, kalian tidak akan pernah sukses,” ujarnya.

Ia menambahkan bahwa love quotient (LQ) juga memainkan peranan yang besar untuk mendapat rasa hormat dari orang lain.

“Banyak murid yang hanya memerhatikan intelligence quotient (IQ), tanpa memikirkan EQ dan LQ. Jika kalian tidak memiliki dua elemen itu, kalian tidak akan maju,” katanya.

Jack Ma mengaku bahwa ia tidak pernah dididik untuk menjadi pengusaha. Namun, masa-masa saat menjadi ketua kelas membantunya mendapat pengalaman untuk bekerja sama dan menghadapi orang lain.

Selain itu, mengakui kegagalan sendiri pun menjadi salah satu hal yang penting dalam pembentukan diri.

“Banyak orang-orang gagal karena selalu mengeluh dan mengomentari hal-hal lain ketika tertimpa masalah. Hanya orang-orang yang memahami masalah mereka mampu menjadi sukses. Jika kalian punya keluhan, harus ada solusinya. Jika tidak, jangan mengeluh,” ujarnya.

Kemudian, ia menitikberatkan kepada para generasi muda untuk belajar dari kesalahan yang telah dibuat oleh orang lain sehingga mereka dapat menghadapi masalah tersebut jika sewaktu-waktu datang.

Jack Ma juga mengingatkan mereka untuk bertanya kepada diri sendiri, seberapa besar mereka rela berkorban, ketika mereka tengah mengejar sesuatu yang diinginkan.

Ketika mulai menjalankan Alibaba pada 1999, banyak orang yang mengatakan dirinya dan mimpi yang ingin dicapainya itu gila. Menariknya, masih ada 18 koleganya yang sama gilanya dengan dia, yang mau mengembangkan Alibaba.

“Tidak ada mimpi yang gila selama ada orang yang memercayainya. Jika dalam sebuah tim seluruhnya berisi orang gila, maka akan terjadi hal-hal yang menarik,” ucapnya.

Di usia 56 tahun, ia mengaku memikirkan bagaimana setelah pensiun Alibaba bisa terus bertumbuh.

Continue Reading
You may also like...
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

More in Cerita

GROUP SOSMED

Topik

To Top